KONSEP KOMUNIKASI TERAUPETIK
Komunikasi
merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, sehingga
komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus. Komunikasi
bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan – kegiatan
tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup
pekerjaan maupun hubungan antara manusia.
Sebagai tenaga
kesehatan yang paling lama dan sering berinterksi dengan pasien /klien, perawat
diharapkan dapat menjadi “obat” secara psikologis. Kehadiran dan interaksi yang
dilakukan perawat hendaknya membawa kenyamanan dan kerinduan bagi klien.
Komunikasi yang
direncanakan secara standar dan bertujuan serta kegiatannya difokuskan untuk
kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada
tujuan untuk menyembuhkan pasien yang dilakukan oleh perawat atau tenaga
kesehatan lainnya disebut sebagai komunikasi terapeutik oleh” Heri Purwanto
(1945) .
Hubungan perawat
- klien yang terapeutik adalah pengalaman bersama dan pengalaman perbaikan
emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara terapeutik dengan
menggunakan berbagai tehnik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah yang
positif seoptimal mungkin. Untuk dapat melaksanakan komunikasi terapeutik yang
efektif, perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami betul
tentang dirinya.
Agar perawat
dapat berperan efektif dan terapeutik, ia harus menganalisa dirinya: kesadaran
klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi model yang bertanggung jawab.
Seluruh prilaku dan pesan yang disampaikan perawat (verbal atau non verbal )
hendaknya bertujuan terapeutik untuk klien. Analisa hubungan yang terapeutik
perlu dilakukan untuk evaluasi perkembangan hubungan dan menentukan teknik dan
keterampilan yang tepat dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah klien dengan
prinsip di sini dan saat ini (here and now).
A. DEFENISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi
terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat- klien yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalan klien. Maksud komunikasi adalah mempengaruhi
pengaruh orang lain.
Komunikasi
adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi (budi anna keliat).
Kalthner,
dkk (1995) mengatakan bahwa komunikasi terapeutik terjadi dengan tujuan
menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang profesional dengan
menggunakan pendekatan profesional berdasarkan perasaan dan emosi. Didalam
komunikasi terapeutik ini harus ada unsur kepercayaan.
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan dan
kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi
profesional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien ( heri purwanto,
1994)
Komunikasi
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan nonverbal. ( Mulyana,
2000)
Persoalan
mendasar dan komunikasi terapeutik adalah adanya saling kebutuhan antara
perawat dan pasien, perawat membantu pasien dan pasien menerima bantuan.
B. TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi
terapeutik dilaksanakan dengan tujuan:
1.
Membantu pasien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan.
2.
Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan memperatahankan kekuatan egonya.
3.
Mempengaruhi orang lain, lingkungan
fisik dan dirinya sendiri dalam hal peningkatan derajat kesehatan.
4.
Mempererat hubungan atau interaksi
antara klien dengan tenaga kesehatan secara profesional dalam rangka membantu
penyelesaian masalah klien.
C. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Untuk
mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat terapeutik atau
tidak, maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan prinsip-
prinsip berikut ini :
1. Perawat
harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta
nilai yang dianut.
2. Komunikasi
harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
3. Perawat
harus mamahami, menghayati nilai dianut oleh klien.
4. Perawat
harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5. Perawat
harus menciptakan suasana yang mungkin pasien memiliki motivasi untuk mengubah
dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tubuh makin matang dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
6. Perawat
harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.
7. Mampu
menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
8. Memehami
betul arti simpati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati yang
bukan tindakan terapeutik.
9. Kejujuran
dan komunikasi terbuka merupakan dasar
dari hubungan terapeutik.
10. Mampu
berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang lain
tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan
sehat fisik, mental, sosial, spiritual dan gaya hidup.
11. Disarankan
untuk mengekspresikan perasaan yang dianggap mengganggu.
12. Perawat
harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa
takut.
13. Altruisme,
mendapatkan keputusan dengan menolong orang lain secara manusiawi.
14. Berpegang
pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia.
15. Bertanggung
jawab dalam 2 dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atas tindakan yang
dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa yang
dikomunikasikan.
D. KRAKTERISTIK HELPER YANG MEMFASILITASI TUMBUHNYA HUBUNGAN TERAPEUTIK
Karakteristik
pribadi seorang helper atau perawat
sangat menentukan keberhasilan komunikasi dalam asuhan keperawatan karena
instrumen yang digunakan oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan klien
adalh dirinya sendiri.
Menurut
Rogert dalam Stuart G.W. (1998), ada beberapa karakteristik seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan
yang terapeutik. Karakteristik helper
tersebut antara lain:
* Kejujuran
Kejujuran (trustworthy) sangat
penting dalam komunikasi terapeutik, karena tanpa adanya kejujuran mustahil
bisa terbina hubungan saling percaya.
* Tidak
membingunkan dan cukup ekspresif
Dalam berkomunikasi dengan klien ,
perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti
klien serta tidak berbelit-belit.
* Bersifat
positif
Bersikap positif terhadap apa saja
yang dikatakan dan disampaikan klien lewat nonverbalnya sangat penting baik
dalam membina hubungan saling percaya maupun dalam membuat rencana tindakan
bersama klien. Bersikap positif ini bisa ditunjukkan dengan sikap yang hangat,
penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien.
* Empati
bukan simpati
Sikap empati sangat diperlukan
dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan
dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan klien
(Brammer,1993).
* Mampu melihat permasalahan dari kaca mata klien.
Dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien (Taylor, Lilis dan Lamone,1997) . Karena itu
untuk memecahkan masalah klien perawat harus mampu melihat permasalahan
tersebut dari sudut pandang klien. Untuk kemampuan ini perawat dituntut untuk
memiliki kemampuan active listening
dan kesabaran dalam mendengarkan semua ungkapan klien.
* Menerima
klien apa adanya.
kemampuan untuk
menerima klien apa adanya juga merupakan salh satu karakteristik helper
yang efektif. Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman
dalam menjalin hubungan interpersonal (Sullivan, 1971 dalam Antai – Otong,
1995).
* Sensitif
terhadap perasaan klien.
Sebelum seorang perawat
menjadi seorang konselor, sebaiknya dia bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah
saya ini sudah sensitif terhadap perasaan atau kebutuhan orang lain ?” tanpa kemampuan ini hubungan terapeutik
perawat-klien tidak akan terjalin dengan baik, karena jika pada saat
berkomunikasi perawat tidak sensitif terhadap perasaan kliennya bisa saja
perawat menyinggung perasaan klien.
* Tidak
mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar