MODEL-MODEL KOMUNIKASI
by Ns. vira
Sejauh
ini terdapat ratusan komunikasi yang talah dibuat para pakar. Kekhasan suatu
model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model
tersebut, peradigma yang telah digunakan, kondisi teknologi, dan perkembangan
zaman yang melingkunginya.
A.
Model stimulus- respon
Model komunikasi S-R ini sebenarnya merupakan suatu
singkatan dari model stimulus-respon. Model ini adalah model komunikasi yang
paling dasar dari segala model komunikasi.
Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologis, khususnya beraliran
behavioristik. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses
“aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Model ini dapat juga di katakan sebagai
hubungan timbal balik atau merespon apa yang lawan kita sampaikan. Hubungan
tersebut dapat dalam bentuk isyarat nonverbal, gambar-gambar, ataupun kontak
fisik dan tindakan yang dapat merangsang seseorang untuk merespon.
Contoh-contoh model S-R
a.
Contoh Positif Model
Komunikasi S-R
·
Ketika ada seseorang yang kita suka atau kagumi
tersenyum kepada kita, lalu kita membalas senyumannya dan orang tersebut lalu
bertanya kepada kita “mau kemana?” lalu menjawab “mau ke kampus”. Dan pada saat
setelah ia pergi, anda merasa kegirangan sendiri lalu sepanjang jalan tersenyum
malu, dan keika berpapasan dengan teman di jalan, lalu ia bertanya “ kenapa
kamu senyam-senyum sendiri? Hari ini, hari yang indah ya?” lalu anda hanya
merespon dengan senyum tanda mengiyakan dan belum dapat melupakan kejadian
sebelumnya.
·
apabila ada seseorang yang memanggil
nama anda sambil melambaikan tangannya pada anda, anda akan membalasnya dengan
sapaan dan melambaikan tangan anda pada orang tersebut.
·
ada seseorang yang menepuk pundak
anda sambil menyapa anda dengan kata “hai”, anda juga akan membalasnya dengan
kata “hai”.
b.
Contoh Negatif Model
Komunikasi S-R
·
Orang pertama menatap orang kedua dengan tajam, dan
orang kedua balik menatap, menunduk malu, memanglingkan wajah, atau membentak,
“apa lihat-lihat! Nantang, ya!” atau, orang pertama melotot dan orang kedua
ketakutan.
·
orang yang sedang punya masalah dirumah atau dengan
temannya yang dianggap berat saat dikampus pasti menjadi pendiam dan berubah
menjadi sensitive, bila ada seseorang yang sedikit mengganggunya atau hanya
berniat bercanda pasti ia menanggapinya dengan negatif dan bisa saja jadi
marah-marah tidak jelas.
·
Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan
memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah
menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?”
lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan
dan anda ingin bunuh dia
Model stimulus–respons(S-R) adalah model komunikasi
paling dasar. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses
“aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa
kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambar dan tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran
informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek
dapat mengubah tindakan komunikasi.
Contoh: Anda
menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-
senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah
teriak “apaliat- liat,nantangya?”
B.
Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga
disebut model retoris (rethorical model). Filosof Yunani Aristoteles
adalah tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah
persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal yang pertama.
Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada
khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia
mengemukakan tiga unsure dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker),
pesan (message), dan unsure pendengar (listener).
Pembicara --------> Pesan ------------> Pendengar
Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang
kini lebih di kenal dengan komunikasi publik (public speaking) atau
pidato. Padamasa itu, seni berpidato memang merupakan keterampilan
penting yang di gunakan dipengadilan dan di majlis legislatur dan
pertemuan-pertemuan masyarakat. Oleh karena semua bentuk komunikasi public
melibatkan persuasi, Aristoteles tertarik menelaah saranah persuasi yang paling
efektif dalam pidato.
Menutur Aristoteles, persuasi dapat di capai oleh
siapa Anda (etos-keterpercayaan Anda), argument Anda (logos-logika
dalam pendapat Anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi
khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam
menentukan efek persuasive suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan
cara penyampaiannya. Aristoteles juga menyadari peran khalayak pendengar. Persuasi
berlang sung melalui khalayak ketika mereka di arahkan oleh pidato itu kedalam
suatu keadaaan emosi tertentu.
Seperti model S – R, model komunikasi Aristoteles
jelas sangat sederhana, malah terlalu sederhana dipandang dari perspektif
sekarang, malah tidak memuat unsur-unsur lainnya yang di kenal dalam model
komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan kendala atau gangguan
komunikasi. Meskipun demikian, model yang sangat sedehrana ini dapat merang
sang beberapa pertanyaan, misalnya: unsur-unsur apa yang harus ada dalam pidato
agar persuasive bagi khalayak? Apakah bentuk susunan pidato tertentu lebih baik
daripada bentuk lainnya? Apakah gaya bahasa dalam suatu pidato mempengaruhi
derajat persuasinya? Apakah reputasi pembicara yang ada sebelumnya meningkatkan
daya persuasinya?
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi
dianggap fenomena yang statis.Seseorang berbicara, pesannya berjalan ke ada
khalayak, dan khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan
ketimbang terjadi secarasimultan. Di samping itu, model ini juga berfokus pada
komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha
membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya.
Kelemahan lain model retoris in iadalaht idak
dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam persuasi. Meskipun demikian, kita harus
bersikap adil untuk tidak menilai suatu model komunikasi dengan perspektifkek
ini an. Jelas bahwa model Aristoteles ini telah mengilhami para pakar
komunikasi lainnya untuk merancang model-model komunikasi yang lebih baru.
Kebanyakan model komunikasi lebih baru yang di kembangkan para ahli sejakzaman
Aristoteles tetap mengandung tiga unsur yang sama: sumber yang mengirimkan
pesan, kesan yang di kirimkan, dan penerima pesan.
C.
Model Lasswell
Pada model komunikasi Harold
Laswell ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who, says
what, in which channel, to whom, with what effect? Atau dalam bahasa
Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa,
dengan pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan
fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi
terdapat tiga fungsi dan tiga kelompok spesialis yang
bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.
Bagan Model Komunikasi Lasswell
·
Who (siapa/sumber)
Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator
yaitu, pelaku atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan juga
yang memulai suatu komunikasi. Pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok,
organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.
·
Says what (pesan)
Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau
dikomunikasikan kepada komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau isi
informasi.
·
In which channel (saluran/media)
Suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka) maupun
tidak langsung (melalu media cetak/elektronik).
·
To whom (siapa/penerima)
Sesorang yang menerima siapa bisa berupa suatu
kelompok, individu, organisasi atau suatu Negara yang menerima pesan dari
sumber. Hal tersebut dapat disebut tujuan (destination), pendengar (listener),
khalayak (audience), komunikan, penafsir, penyandi balik (decoder).
·
With what effect (dampak/efek)
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan
(penerima) seteleh menerima pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan
bertambahnya pengetahuan.
Contoh
Mengaplikasikan Model Komunikasi Laswell
Guru sebagai komunikator harus
memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.
Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara
langsung (tatap muka) atau tidak langsung (media).Setelah itu guru harus
menyesuaikan topic/ diri/ tema yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus
menentukan tujuan komunikasi/ maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada
diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kelebihan dan
Kekurangan Model Komunikasi Lasswell
Kelebihan:
·
Teori Lasswell meskipun masih berfokuskan pada
komunikasi verbal satu arah, namun teori tersebut dipandang lebih maju dari
teori-teori lain yang ada.
·
Teori Lasswell berhasil melepaskan dari pengaruh
komunikasi propaganda yang ketika pada saat itu sangat mendominasi wacana
komunikasi.
·
Teori Lasswell telah mendefinisikan medium pesan dalam
arti yang lebih luas yakni media massa.
·
Teori Lasswell lebih mendefinisikan tujuan komunikasi
sebagai suatu penciptaan pengaruh dari pesan yang telah disampaikan.
·
Teori Lasswell fokus dan perhatian terhadap
aspek-aspek penting komunikasi.
Kekurangan:
·
Tidak semua komunikasi mendapatkan umpan balik yang
lancar
·
Teori Lasswell hanya menyimpulkan teori satu arah.
·
Teori Lasswell menitik beratkan model komunikasi arti
yang sempit yaitu dengan cara menyebarluaskan melalu media massa hingga
mencapai dan memperoleh efek dari audience. Namun jalannya pesan-pesan media
tidak sesederhana yang dipikirkan banyak orang.
D. Model Shannon
dan Weaver
Shannon dan
Weaver melihat bahwa komunikasi adalah proses pemindahan makna dari sumber
pesan (source) kepada penerima pesan (receiver). Teori ini lebih dikenal
dengan pradigma linear yang mengartikan bahwa komunikasi
adalah hanya terjadi satu arah. Terjadi satu arah berarti bahwa receiver
tidak memberikan respon atau umpan balik kepada sumber atas pesan yang telah
diterima. Paradigma linear dikesankan sangat statis kartena tidak memberikan
ruang kepada para pelaku komunikasi untuk adakan dialog.
Fenomena
seperti ini dapat kita lihat pada beberapa media berikut:
·
Televisi: Televisi merupakan media komunikasi yang
memiliki pengaruh yang sangat besar kepada khayalak. Model komunikasi
dengan media televise adalah model komunikasi satu arah dimana penonton hanya
melihat dan mendengarkan informasi yang berasal dari televise
·
Radio: Radio juga adalah alat komunikasi satu arah
dimana para audience hanya mendengarkan informasi dari radio tanpa ada respon
balik.
·
Surat kabar: Surat kabar adalah media komunikasi satu
arah juga. Pembaca hanya membacakan berita tanpa ada umpan balik sebagai
tanggapan atas pesan yang diterima.
·
Defleur : Dalam teori Defleur komunikasi adalah
proses umpan balik atau lebih dikenal dengan paradigma kontergensi.
Defleur melihat bahwa penerima (receiver) ketika mendapatkan pesan dari sumber
(source) melakukan umpan balik sebagai respon terhadap informasi yang diterima.
Komunikasi menurut defelur adalah sesuatu yang dinamis bukannya sekedar
pemindahan pesan tetapi lebih dari itu yaitu adanya dialog yang bertujuan untuk
semakin meningkatkan kesamaan pemahaman antara source dan receiver. Receiver
menurut Defleur mengalami penggandaan fungsi yaitu sebagai penerima dan juga
sebagai pemberi sandi terhadap source/sumber pesan.
Model Shannon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori
informasi.Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat
kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan
pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.. Model
Shannon Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan
untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter)
mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari
transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi
adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal
(kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran).
Penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang
sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstuksi pesan dari sinyal.
Tujuan (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan tersebut. Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah bising (noise),
yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggangu
kecermatan pesan yang disampaikan.Noise ini contohnya adalah, saat kita
mengobrol dengan seseorang di telepon saat kita sedang berdiri di pinggir jalan
dan kita terganggu dengan suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang di
depan kita. Menurut Shannon dan Weaver, gangguan ini selalu ada dalam saluran
bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima. Dengan adanya sumber
gangguan (noise source) ini banyak kemungkinan dapat terjadi. Bisa saja pesan
(message) yang disampaikan oleh sumber informasi (info source) tidak sampai ke
tujuan (destination), bisa juga si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat
pula pesan justru diterima orang lain.
Gangguan yang terdapat pada konsep
ini dibagi menjadi dua yaitu:
·
Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran
dan perasaan yang mengganggu penerimaan pesan yang akurat. Contoh:
Melamun, Mengantuk, dan lain-lain
·
Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung
menyerang fisik seseorang. Contoh: Tunanetra, Tunarungu dan
lain-lain
Kelemahan
model Shannon dan Weaver adalah :
·
Dianggap
komunikasi satu arah maka tidak adanya feedback yang didapat
·
Dalam
praktik komunikasinya, disebut bahwa komunikasi memiliki gangguan yaituNoise.
Kelebihan
model Shannon dan Weaver adalah:
·
Penyampaian
informasi dalam berkomunikasi terkesan lebih mudah.
·
Membuat
pengembangan teknologi informasi menjadi suatu hal yang penting dalam
komunikasi karena menurut teori ini, komunikasi membutuhkan channel atau media
penghubung.
·
Model
komunikasi ini dapat diaplikasikan dalam komunikasi antarpribadi maupun
komunikasi massa.
Komentar:
·
Model
komunikasi ini hanya bersifat satu arah
·
Teori
Shannon dan Weaver tidak membahas mengenai feedback yang seharusnya diterima
dalam berkomunikasi .
·
Teori ini
membuktikan bahwa media penghubung (channel) sangat dibutuhkan dalam
berkomunikasi.
E.
Model Schramm
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga
unsur:
1.
Sumber (Source)
Sumber boleh jadi seorang individu (berbicara,
menulis, memberi isyarat), atau organisasi komunikasi (surat kabar, penerbit,
tv, dsb).
2.
Pesan (Message)
Dapat berupa tinta pada kertas, gelombang suara di
udara, dsb.
3.
Sasaran (Destination).
Individu yang mendengarkan, menonton atau membaca.
Model Komunikasi Menurut Schramm;
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai
dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih
rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi,
hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
·
Model yang
pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Schramm menggunakan unsur source
dan destination tapi tidak memunculkan transmitter dan receiver, yang ada
adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut model
ini, source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah
bahasa dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu
ditujukan.Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan
decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder
adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
·
Dalam
modelnya yang kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam
bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan,
karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Itulah
sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan
encoder(alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan
decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination
(tujuan/sasaran). Selain itu, ia menambah unsur field of experience (bidang
pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source menyandi (encode) dan
destination menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki
masing-masing. Semakin besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan
dengan bidang pengalaman destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila
kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya artinya
·
Di Model
ketiga, Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
melakukan fungsi encoder/encoding(menyandi), interpreter/interpreting
(menafsirkan), decoder/ decoding (menyandi-balik), mentransmisikan dan menerima
sinyal., Di sini kita melihat umpan balik(message) dan ”lingkaran” yang
berkelanjutan untuk berbagi informasi.
Pada model ketiga ini, Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal
sebagai model sirkular Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular
Model) Menurut Schramm seperti ditunjukan pada model ini, jelas bahwa setiap
orang dalam proses komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang
secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Memberikan kode bisa
juga disebut chanel, sedangkan proses kembali pesan tersebut disebut feedback
atau umpan balik yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi. Karena
itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk
kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis
yang dinaikan dan sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak
seperti surat kabar. Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas
editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar
ceramah.
Kelebihan
dari Model Schramm
·
Memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang
pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagi
sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran.
·
Menganggap komunikasi sebagai informasi dengan kedua
pihak yang menyandih, menafsirkan, menyadi-balik, mentransmisikan, dan menerima
sinyal.
·
Model ini memiliki unsur “field of experience” yang
tidak dimiliki oleh model lain.
Kekurangan
dari Model Schramm
·
Di dalam setiap konsep model yang ia buat, selalu
menunjukkan perubahan dan perkembangan yang relevan terhadap fenomena yang
terjadi dalam masyarakat.
F.
Model Newcomb
Model komunikasi
a-b-x newcomb adalah model komunikasi dari segi psikologi sosial yang berusaha
memahami komunikasi sebagai cara-cara dimana semua orang dapat menjaga
keseimbangan hubungan mereka. Dasarnya ialah antara satu sama lain saling
menyeimbangkan antara kepercayaann, sikap dan sesuatu yang penting bagi
seseorang melalui komunikasi yang bersifat persuasive. Juga menurut teori ini,
bila keseimbangan hubungan terganggu, maka dengan komunikasilah yang dipakai
untuk memugar/memperbaharui kembali hubungan itu. Model ini mengembangkan bahwa
peran komunikasi antar individu dalam suatu hubungan sangatlah penting, dengan
ditunjukannya keterkaitan dan ketertarikan antara dua orang yang terhubung oleh
komunikasi yang menggunakan objek atau bahasan. Hal ini untuk menjaga
keseimbangan hubungan sosial yang terjadi antara dua individu
Komponen minimal sistem ABX adalah
sebagai berikut:
1. Orientasi A
terhadap X termasuk sikap baik terhadap X sebagai objek untuk didekati atau
dihindarkan maupun terhadap ciri-ciri kognitif.
2. Orientasi A
terhadap B, dalam pengertian yang sama.
3. Orientasi B
terhadap X.
4. Orientasi B
terhadap A.
Dalam model
ini, komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif di mana orang-orang
mengorientasikan dirinya terhadap lingkungan. Ini adalah suatu model tindakan
komunikatif dua orang yang disengaja (intensional). Model ini
mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun mungkin ditandai oleh
suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa setiap perubahan dalam
bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan suatu ketegangan terhadap
keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan secara psikologis tidak
menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
Cara kerja
model ini adalah sebagai berikut: A dan B adalah komunikator dan penerima,
mereka bisa saja para individu, atau manajemen dan serikat kerja, atau
pemerintah dan rakyat. X adalah bagian dari lingkungan sosial mereka. ABX
adalah sebuah sistem, yang berarti relasi internalnya saling bergantung: Bila A
berubah, maka B dan X pun akan berubah; atau bila A merubah relasinya pada X,
maka B pun akan mengubah relasinya baik pada X maupun pada A.
Bila A dan B
adalah sahabat, dan X adalah sesuatu atau seseorang yang dikenal keduanya, maka
akan menjadi penting A dan B memiliki sikap yang mirip terhadap X. Bila itu
yang terjadi, maka sistem akan berada dalam keseimbangan. Namun bila A menyukai
B sedangkan B sebaliknya pada A, maka A dan B akan berada di bawah tekanan
untuk berkomunikasi. Hal yang sangat penting adalah tempat X di dalam
lingkungan sosialnya, dan yang mendesak adalah dorongan keduanya untuk
berbagi orientasi terhadapnya.
Contoh lain dalam penerapan model
ini: bila seorang pria yang memutuskan untuk menikahi seorang wanita yang
menurut sebagian orang kurang pantas baginya, terus saja meminta pendapat
orang-orang lain yang kira-kira mendukung keputusannya itu dan menghindari
pendapat yang bertentangan.
G. Model berlo
Komulikasi model David K. Berlo dikemukakakn pada
tahun 1960. Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel(saluran),
dan Receiver (penerima).
Sumber
adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun satu kelompok.
Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbiotik. Saluran adalah medium
yang membawa pesan, dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Fungsi penyediaan dilakukan lewat mekanisme vocal dan system otot sumber yang
menghasilakn pesan verbal dan nonverbal. Dalam komunikasi masa, terdapat banyak
saluran yaitu: Televise, Radio, Surat kabar, Buku, Majalah
Model berlo
juga melukiskan beberapa factor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi
yaitu:
·
Keterampilan berkomunikasi
·
Pengetahuan
·
System social
·
Lingkungan budaya sumber
·
Penerima
Menurut
Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh factor-faktor:
·
Keterampilan komunikasi
·
Sikap
·
Pengetahuan
·
System social dan
·
Budaya
Salurannya
berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh, membaui dan
merasai. Model ini lebih bersifat
organisasial daripada emndeskripsikan proses karna tidak menjelaskan umpan
balik.
Kelebihan
model Berlo:
tidak terbatas oleh komunikasi public atau komunikasi massa, namun juga
komunikasi antar pribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis, dan model ini
bersifat heuristik (merangsang pengelihatan)
Kekurangan/
keterbatasan model Berlo:
·
Menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis
ketimbang fenomena yang dinamis dan terus berubah.
·
Dalam model berlo yang dimaksud dengan receiver adalah
penerimaan pesan, yakini orang-orang (dalam komukimasi tatap muka) atau
khayalan pembaca, pendengar atau penonton (dalam komunikasi masa)
H.
Model DeFleur
Teori ini menggambarkan teori komunikasi antar pribadi
yang merupakan perluasan dari model-model Shannon dan Weaver, dengan cara
memasukan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Sumber (source),
pemancar (transmitter), penerima (receiver) dan sasaran (destination)
sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa.
Model Teori Melvin De Fleur :
Penjelasan model teori De Fleur
"Intinya
dalam teori ini terdapat elemen yang bernama feedback, yaitu dimana
penerima dapat memberikan feedback kepada pemancar. Dapat kita ambil contoh
yaitu dari tayangan berita "Top Nine News" di Metro TV, dimana
penerima dapat memilih berita yang diinginkan lalu memberikan feedback tentang
berita tersebut."
Teori De Fleur terhadap Hubungan Sosial :
Teori De Fleur terhadap Hubungan Sosial :
Menurut De Fleur, hubungan sosial secara informal berperan penting dalam
merubah perilaku seseorang ketika diterpa pesan komunikasi massa. Pesan
disampaikan melalui perantara (tidak langsung) atauopinion leader. Opinion
leader adalah orang yang secara informal dapat mempengaruhi tindakan
atau sikap orang lain, baik bagi mereka yang sedang mencari informasi (opinion
seeker) atau yang sekedar menerima informasi (opinion recipient).
Padahal pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak diterima individu lewat
hubungan personal dibanding langsung dari media massa.
Contoh Teori De Fleur terhadap Hubungan Sosial :
Kaum santri di Padang mengikuti apa-apa yang diperintahkan oleh opinion
leader mereka, dalam hal ini ketika sedang mendekati pemilu, tidak
jarang para calon bersilaturahmi ke pesantren-pesantren untuk bertemu kyai,
padahal maksud utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan suara besar dengan
hanya mendatangi satu atau beberapa orang saja.
Efek Positif :
·
Mengubah perilaku dan moral masyarakat menjadi lebih
baik karena terpengaruh opinion leader mereka yang dasarnya
memiliki moral dan tingkah laku baik.
·
Mengubah mindset masyarakat tentang sesuatu yang masih
berupa mitos karena opinion leader yang memiliki pengetahuan
yang lebih luas menjelaskan ketidak benaran mitos tersebut.
·
Memperbaiki citra individu atau instansi.
Efek Negatif :
·
Individu jadi sulit untuk meyakinkan persepsi dan
pilihannya sendiri karena terlalu terpengaruh terhadapopinion leader.
·
Bisa terdoktrin hal negatif apabila opinion leader
mempengaruhi hal negatif.
·
Selain memperbaiki citra individu atau instansi, teori
ini juga bisa merusak.
Kelemahan Teori De Fleur :
·
Penyampaian komunikasi harus melalui opinion
leader.
·
Media massa tidak terlalu berpengaruh, karena
masyarakat lebih menerima opini dari opinion leader.