A.
Rantai
Proses Infeksi
Rantai proses infeksi
adalah rangkaian proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat
menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan beberapa unsur,
diantaranya
·
Reservoir,merupakan
habitat pertumbuhan dan perkembanganmikroorganisme, dapat berupa manusia,
binatang, tumbuh maupun tanah
·
Jalan
masuk, merupakan jalan masuknya mikroorganisme ke tempat penampungan dari
berbagai kuman, seperti saluran pernapasan, pencernaan, kulit dan
lain-lain.
·
Inang
(host), merupakan tempat berkembangnya suatu mikroorganismeyang dapat didukung
oleh ketahanan kuman.
·
Jalan
keluar, merupakan tempat keluar mikroorganisme dari reservior,seperti sistem
pernapasan, sistem pencernaan, alat kelamin dan lain-lain.
·
Jalur
penyebaran, merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman
mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udaradan lain-lain
B.
Cara Penularan Mikroorganisme
Proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh, baik pada
manusiamaupun hewan, dapat melalui berbagai cara, diantaranya:
·
Kontak
Tubuh. Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara
langsung maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan
dengan kulit, sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda yang
terkontaminasi kuman.
·
Makanan
dan Minuman. Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis, penyakit infeksi
cacing, dan lain-lain
·
.Serangga.
Contoh proses penyebaran kuman melalui serangga adalah penyebaran penyakit
malaria oleh plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran
pencernaan yang dapat ditularkan melaluilalat.
·
Udara.
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran penyakit sistem
pernapasan (penyebaran kumantuberkulosis) atau jenisnya.
a.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Infeksi
Faktor
yang mempengaruhi proses infeksi adalah:
·
Sumber
penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan dengan
cepat atau lambat.
·
Kuman
penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, masuk ke dalam
tubuh, dan virulensinya.
·
Cara
membebaskan sumber dari kuman. Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah
proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat, seperti tingkat keasaman (pH),
suhu, penyinaran (cahaya),dan lain-lain.
·
Cara
penularan. Cara penularan seperti kontak langsung, melalui makanan atau udara,
dapat menyebabkan penyebaran kuman ke dalam tubuh.
·
Cara
masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda, tergantungdari sifatnya. Kuman
dapat masuk melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit dan
lain-lain.
·
Daya
tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi
atau mempercepat proses penyembuhan. Demikian pulasebaliknya, daya tubuh yang
buruk dapat memperburuk proses infeksi.
Selain faktor-faktor diatas,
terdapat faktor lain seperti status gizi atau nutrisi,tingkat stres pada tubuh,
faktor usia, dan kebiasaan yang tidak sehat.
b.
Infeksi
Nosokomial
Infeksi
nosokomial adalah infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalamsistem pelayanan kesehatan yang berasal dari
proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui
pasien, petugas kesehatan, pengunjung,maupun sumber lainnya.
c.
Sumber Infeksi Nosokomial
Beberapa
sumber penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah:
·
Pasien. Pasien merupakan unsur pertama yang dapat
menyebarkan infeksikepada
pasien lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alatkesehatan
lainnya.
·
Petugas
kesehatan. Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melaluikontak langsung,
yang dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.
·
Pengunjung.
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dariluar ke dalam lingkungan rumah sakit, atau sebaliknya yang didapat daridalam
rumah sakit ke luar rumah sakit.
·
Sumber lain. Sumber lain yang dimaksud disini adalah lingkungan
rumahsakit yang
meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumahsakit, atau alat yang ada
dirumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada
pasien dan sebaliknya.
d.
Sterilisasi dan Desinfeksi
1.
Sterilisasi
Sterilisasi
merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui
proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan
untuk membunuh kuman patogen atau apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis
sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2),dan radiasi
ionisasi.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada sterilisasi, diantaranya:
·
Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai,
bersih, dan masih berfungsi.
·
Peralatan
yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
·
Penataan
alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
·
Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum
waktumensteril
selesai
·
Memindahkan
alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
·
Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka
pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
2.
Desinfeksi
Desinfeksi
adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan
pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan
yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak
dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi
dilakukan menggunakan bahan disinfektan melalui cara mencuci,mengoles, merendam
dan menjemur dengan tujuan mencegah
terjadinyainfeksi dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan
desinfektan ditentukan oleh waktu sebelum pembersihanobjek, kandungan zat
organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba,konsentrasi dan waktu pemaparan,
kealamian objek, suhu, dan derajatkeasaman (pH).
e.
Pencegahan Infeksi
Di masa lalu, fokus utama
penanganan masalah infeksi dalam pelayanankesehatan adalah mencegah infeksi,
meskipun infeksi serius pasca bedahmasih merupakan masalah dibeberapa negara,
terutama dengan munculnya penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) dan Hepatitis Byang belum ditemukan obatnya. Saat ini, perhatian utama
ditujukan untuk mengurangi resiko pemindahan penyakit, tidak hanya
terhadap pasien,tetapi juga kepada pemberi pelayanan kesehatan dan karyawan,
termasuk pekarya, yaitu orang yang bertugas membersihkan dan merawat
ruang bedah.
f.
Tindakan Pencegahan Infeksi
Beberapa tindakan pencegahan
infeksi yang dapat dilakukan adalah:
·
Aseptik,
yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai
untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah
mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati
agar alat-alat kesehatan dengan aman digunakan.
·
Antiseptik,
yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara menbunuhatau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
·
Dekontaminasi,
tindakan yang dilakukan agar benda mati dapatditangani
oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya
adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang terkontaminasi
oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah atautindakan dilakukan.
·
Pencucian,
yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh,atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
·
Sterilisasi,
yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan
virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
·
Desinfeksi,
yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua), mikroorganisme
penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan
merebus atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme,
kecuali beberapa bakteri endospora.
i.
Pedoman Pencegahan Infeksi
Cara efektif untuk mencegah
penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari peralatan ke orang dapat
dilakukan dengan meletakan penghalang diantara mikroorganisme dan individu
(pasien atau petugas kesehatan). Penghalang ini dapat berupa fisik, mekanik,
ataupun kimia, meliputi:
·
Pencucian
tangan
·
Penggunaan
sarung tangan (kedua tangan), baik pada saat melakukantindakan, maupun saat
memegang benda yang terkontaminasi (alatkesehatan atau alat tenun bekas pakai).
·
Penggunaan
cairan antiseptik untuk membersihkan luka pada kulit.
·
Pemprosesan
alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas,desinfeksi tingkat tinggi atau
sterilisasi)
·
Pembuangan
sampah.
J.
Asuhan
Keperawatan pada Masalah Keselamatan dan Keamanan Kerja
1.
Pengkajian
Keperawatan
Merupakan tindakan mengkaji ada atau
tidaknya faktor yangmempengaruhi atau menyebabkan infeksi, seperti penurunan
daya tahantubuh, status nutrisi, usia stres, dan lain-lain. Pengakajian
selanjutnya adalah memeriksa ada atau tidaknya tanda klinik infeksi (seperti pembengkakan,
kemerahan, panas, nyeri pada daerah lokalisasi infeksi)dan tanda sistematik
(seperti demam, malaise, anoreksia, sakit kepala,muntah, atau diare).
2.
Diagnosis
Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan
adalah resiko terjadinya infeksi yang berhubungan dengan proses penyebaran
kuman.
3.
Perencanaan
Keperawatan
Tujuan :
·
Mencegah
terjadinya infeksi atau penyebaran kuman.
Rencana Tindakan :
·
Melakukan tindakan untuk menghambat penyebaran kuman,
sepertimencuci
tangan, memakai masker, memakai sarung tangan, sterilisasi,dan desinfeksi.
4.
Pelaksanaan
(tindakan) Keperawatan
a.
Cara
mencuci tangan
Mencuci kedua
tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan perawat dalam memberikan
tindakan keperawatan yang bertujuanmembersihkan tangan dari segala kotoran,
mencegah terjadinya infeksisilang melalui tangan, dan mempersiapkan bedah atau
tindakan pembedahan.
Teknik mencuci biasa
Alat dan bahan
·
Air
bersih
·
Handuk
·
Sabun
·
Sikat
lunak
Prosedur kerja
·
Lepaskan
segala benda yang melekat pada daerah tangan, seperticincin atau jam tangan.
·
Basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air,
kemudian sabunidan
sikat bila perlu.
·
Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan
dengan handuk atau
lap kering.
Teknik mencuci dengan
disinfektan
Alat dan bahan
·
Air
bersih
·
Larutan
disinfektan lisol atau savlon.
·
Handuk
atau lap kering
Prosedur kerja
·
Lepaskan
segala benda yang melekat pada daerah tangan, seperticincin atau jam tangan.
·
Basahi
jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian gosokanlarutan
disinfektan (lisol atau savlon) dan sikat bila perlu.
·
Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan
dengan handuk atau
lap kering.
Teknik mencuci steril
Alat dan bahan
·
Air
mengalir
·
Sikat
steril dalam tempat
·
Alkohol
70%
·
Sabun
Prosedur kerja
·
Lepaskan
segala benda yang melekat pada daerah tangan, seperticincin atau jam tangan
·
Basahi jari tangan, lengan, hingga siku dengan air, kemudian
tuang sabun (2-5
ml) ke tangan dan gosokan tangan serta lengan sampai 5 cm diatas siku, kemudian
sikat ujung jari, tangan, lengan, dan kuku sebanyak
kurang lebih 15 kali gosokan, sedangkan telapak tangan 10kali gosokan
hingga siku.
·
Bilas
dengan air bersih yang mengalir
·
Setelah
selesai tangan tetap diarahkan ke atas.
·
Gunakan
sarung tangan steril
b.
Cara
menggunakan sarung tangan
Sarung tangan digunakan dalam
melakukan prosedur tindakankeperawatan dengan tujuan mencegah terjadinya
penularan kuman danmengurangi resiko tertularnya penyakit.
Alat dan bahan
·
Sarung
tangan
·
Bedak
atau talk
Prosedur kerja
·
Cuci
tangan secara menyeluruh
·
Bila
sarung tangan belum dibedaki, ambil sebungkus bedak, dantuangkan sedikit.
·
Pegang tepi sarung tangan dan masukan jari-jari tangan,
pastikan ibu jari
dan jari-jari lain tepat pada posisinya.
·
Ulangi
pada tangan kiri
·
Setelah
terpasang, cakupkan kedua tangan.
3. Cara menggunakan masker
Tindakan
pengamanan dengan menutup hidung dan mulutmenggunakan masker bertujuan mencegah
atau mengurangi transmisidroplet mikroorganisme saat merawat pasien.
Alat dan bahan
·
Masker
Prosedur
kerja
·
Tentukan
tepi atas dan bawah bagian masker
·
Pegang
kedua tali masker
·
Ikatan
pertama, bagian atas berada pada kepala, sedangkan ikatankedua berada pada
bagian belakang leher.
4.
Cara
desinfeksi
Cara desinfeksi dengan mencuci
Prosedur kerja
·
Cucilah
tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram ataumembasahi dengan alkohol
70%.
·
Cucilah
luka dengan H2O2,betadine, atau larutan lainnya.
·
Cucilah
kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodiumtinktur 3%, kemudian
dengan alkohol.
·
Cucilah
vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.
Cara desinfeksi dengan mengoleskan
Prosedur kerja
·
Oleskan luka dengan merkurokrom bekas luka jahitan
menggunakan alkohol
atau betadine.
Cara desinfeksi dengan merendam
Prosedur kerja
·
Rendamlah
tangan dengan larutan lisol 0,5%
·
Rendamlah
peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam.
·
Rendamlah
alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam.
Cara desinfeksi dengan menjemur
Prosedur kerja
·
Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan
lain-lain, masing-masing
permukaan selama 2 jam.
5.
Cara
membuat larutan disinfeksi
Sabun
Alat /
bahan
·
Sabun
padat/krim/cair
·
Gelas
ukuran
·
Timbangan
·
Sendok
makan
·
Alat
pengocok
·
Air
panas/hangat dalam tempatnya
·
Baskom
Prosedur kerja
·
Masukan
4 gram sabun padat atau krim ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
·
Masukan
3 cc sabun cair ke dalam 1 liter air panas/hangat kemudian diaduk sampai larut.
Larutan ini dapat digunakan untuk mencuci tangan atau peralatan medis.
Lisol dan kreolin
Alat
/ bahan
·
Larutan
lisol / kreolin
·
Gelas
ukuran
·
Baskom
berisi air
Prosedur kerja
·
Masukan
larutan lisol/kreolin 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.Larutan ini dapat
digunakan untuk mencuci tangan.
·
Masukan larutan lisol / kreolin 2% sebanyak 20 cc atau
larutan lisol /kreolin
3% sebanyak 30 cc ke dalam 1 liter air. Larutan ini dapatdigunakan untuk merendam
peralatan medis
Savlon
Alat / bahan
·
Savlon
·
Gelas
ukuran
·
Baskom
berisi air secukupnya
Prosedur kerja
·
Masukan
larutan savlon 0,5% sebanyak 5 cc ke dalam 1 liter air.
·
Masukan
larutan savlon 1% sebanyak 10 cc ke dalam 1 liter air
6.
Cara
sterilisasi
Beberapa
alat yang perlu disterilisasi:
·
Peralatan
logam (pinset, gunting, spekulum, dan lain-lain)
·
Peralatan
kaca (semprit, tabung kimia, dan lain-lain)
·
Peralatan
karet (kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, dan lain-lain)
·
Peralatan
ebonit (kanule rektum, kanule trakea, dan lain-lain)
·
Peralatan
email (bengkok, baskom, dan lain-lain).
·
Peralatan
porselin (mangkok, cangkir, piring, dan lain-lain)
·
Peralatan
plastik (selang infus, dan lain-lain)
·
Peralatan
tenunan (kain kasa, tampon, doek baju, sprei, dan lain-lain).
Prosedur kerja:
·
Bersihkan
peralatan yang akan disentralisasi
·
Peralatan yang akan dibungkus harus diberi label (nama,
jenis obat,dan
tanggal serta jam sterilisasi).
·
Masukan
ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai denganwaktu yang ditentukan.
·
Cara
sterilisasi.
-
Sterilisasi
dengan merebus dalam air mendidih sampai 100%,(15-20 menit) untuk logam, kaca,
dan karet.
-
Sterilisasi
dengan stoom menggunakan uap panas di dalam autoklaf dengan waktu, suhu,
tekanan tertentu untuk alat tenun.
-
Sterilisasi
dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi (logam tajam, dan lain-lain).
-
Sterilisasi
dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap
formalin, sarung tangan, dan kateter.
5.
Evaluasi
keperawatan
Evaluasi terhadap masalah
resiko infeksi (penyebaran kuman) secaraumum dilakukan untuk menilai ada atau
tidaknya tanda infeksi nosokomialseperti penyebaran kuman ke pasien atau orang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar