MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN (KASUS HENTI NAPAS DAN
HENTI JANTUNG)
Gangguan napas dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya penyakit dan
kecelakaan. Gangguan napas bisa berakibat fatal kalau kita tidak tahu cara
menolongnya. Gangguan napas yang mungkin saja terjadi di lingkungan atau di
rumah kita adalah gangguan akibat suatu kecelakaan atau tersedak, yang dapat
menyebabkan terhentinya jantung dan paru.
Bagaimana Gangguan Napas Terjadi?
Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang
disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi
napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena
itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada
otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan
mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana.
Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas.
Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka
oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat
berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.
Penyebab Henti Napas dan Henti Jantung
Penyebab henti napas dan henti jantung ini sangat banyak. Setiap peristiwa
atau penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam tubuh dapat
menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung. Penyakit dan keadaan yang
dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung antara lain:
a. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.
b. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan penyakit
jantung lainnya.
c. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.
d. Penyakit-penyakit yang mengenai susunan saraf.
e. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.
Cara Mengatasi Henti Napas dan Henti
Jantung
Bila di sekitar Anda ada orang atau bahkan balita Anda sendiri mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan gangguan pernapasan, apa yang harus Anda lakukan ?
Ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan oleh seorang penolong korban henti napas dan henti jantung dalam
melakukan tindakan-tindakan bantuan hidup dasar.
1. Jalan napas korban harus dalam keadaan terbuka. Tujuannya agar oksigen bisa
masuk ke tubuh korban.
2. Pernapasan harus berlangsung terus sampai bantuan tenaga kesehatan datang.
Hal ini dimaksudkan agar oksigen masuk ke dalam aliran peredaran darah
paru-paru.
3. Darah harus mengalir ke seluruh tubuh supaya oksigen dapat dibawa oleh darah
ke semua organ-organ tubuh terutama otak.
Sebelum melakukan langkah-langkah bantuan hidup dasar ini, penolong harus
menentukan kesadaran dari korban terlebih dahulu. Cara menentukan kesadaran
seseorang korban adalah dengan menilai respon korban terhadap sentuhan atau
panggilan dari penolong.
Langkah-langkah bantuan hidup dasar
terdiri dari tiga tahap:
a. Memeriksa Jalan Napas
Pada korban yang tidak sadar akan terjadi relaksasi dari otot-otot termasuk
otot-otot di dalam mulut. Akibatnya lidah akan jatuh ke bagian belakang dari
tenggorokan dan akan menutupi jalan napas. Akibatnya, korban tidak dapat
bernapas. Penutupan jalan napas ini juga dapat disebabkan oleh gigi palsu,
sisa-sisa muntahan, atau benda asing lainnya.
Di sini penolong memeriksa apakah korban masih bernapas atau tidak. Bila tidak
bernapas akibat adanya sumbatan maka penolong harus membersihkan jalan napas
ini agar menjadi terbuka.
v Korban dibaringkan terlentang.
v Penolong berlutut di samping korban sebelah kanan pada posisi sejajar
dengan bahu.
v Letakkan tangan kiri penolong di atas dahi korban dan tekan kearah
bawah dan tangan kanan penolong mengangkat dagu korban ke atas. Tindakan ini
akan membuat lidah tertarik ke depan dan jalan napas terbuka serta akan
membentuk satu garis lurus sehingga oksigen mudah masuk.
Dekatkan wajah Anda ke wajah korban,
dengar serta rasakanv hembusan napas korban sambil melihat ke arah dada korban apakah ada
gerakan dada atau tidak. Bila korban masih bernapas maka:
o Baringkan korban di tempat yang aman dan nyaman
o Jangan dikerumuni
o Berikan posisi berbaring yang senyaman mungkin bagi korban
v Bila Anda tidak dapat mendengar dan tidak merasakan napas korban serta
tidak adanya gerakan dada, maka ini menunjukkan bahwa korban tidak bernapas.
Setelah itu lakukan langkah kedua.
b.
Melakukan Pernapasan Buatan
Ada dua macam pernapasan buatan, yaitu:
v Pernapasan buatan dari mulut ke mulut
- Korban dalam posisi terlentang dengan kepala seperti pada langkah pertama,
yaitu kepala mendongak.
- Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya dengan jari
telunjuk dan ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korban ke atas.
- Penolong menarik napas dalam-dalam, kemudian letakkan mulut penolong ke atas
mulut korban sampai menutupi seluruh mulut korban jangan sampai ada kebocoran,
kemudian tiupkan napas penolong ke dalam mulut korban secara pelan-pelan sambil
memperhatikan adanya gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan napas
penolong. Gerakan ini menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan oleh penolong itu
masuk ke dalam paru-paru korban, dan ini juga berarti oksigen telah masuk ke
dalam paru-paru korban.
- Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung
korban. Hal ini untuk memberi kesempatan pada dada korban kembali ke posisi
semua sebelum pernapasan buatan berikutnya diberikan.
v Pernapasan buatan dari mulut ke hidung
- Sama dengan cara dari mulut ke mulut, hanya bedanya penolong meniup napasnya
melalui hidung korban. Mulut korban harus menutupi seluruh hidung korban,
sementara meniup napas, mulut korban dalam keadaan tertutup.
- Setelah melakukan langkah ke-2 ini, penolong memeriksa denyut nadi korban
melalui denyut nadi yang ada di sebelah kanan dan kiri leher korban. Caranya:
a. Tentukan garis tengah leher yang melewati adam’s apple (jakun)
b. Geser jari penolong ke kiri atau ke kanan sejauh 2 jari. Di situlah tempat
meraba denyut nadi leher.
c. Raba denyut nadi leher tersebut dengan menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan
jari tengah)
Apabila tidak teraba denyut nadi, ini menandakan bahwa jantung korban tidak
berdenyut, maka lanjutkan ke langkah 3.
c.
Membuat peredaran darah buatan
Tujuan dari langkah ke-3 ini adalah untuk membuat suatu aliran darah buatan
yang dapat menggantikan fungsi jantung sehingga oksigen yang diberikan dapat
sampai ke organ-organ yang membutuhkan. Adapun mekanismenya sebagai berikut:
Bila dilakukan penekanan pada tulang
dada di atasv jantung maka darah akan terdorong keluar dari jantung masuk ke jaringan
tubuh.
v Bila penekanan tersebut dilepaskan maka darah akan terisap kembali ke
jantung.
v Mekanisme ini sama dengan cara kerja dari jantung saat jantung memompa
darah.
Cara membuat peredaran darah buatan
§ Untuk menentukan letak dari tempat penekanan adalah dengan menelusuri
tulang rusuk korban yang paling bawah dari kiri dan kanan yang akan bertemu di
garis tengah, dari titik pertemuan itu naik 2 jari kemudian letakkan telapak
tangan penolong di atas 2 jari tersebut.
§ Tangan penolong satunya diletakkan di atas dari telapak tangan di atas
2 jari tadi.
§ Lakukan penekanan sedalam kira-kira 1/3 dari tingginya rongga dada
korban dari atas korban, biasanya antara 3-5 cm.
§ Harus diingat, pada saat melakukan penekanan, siku penolong tidak boleh
ditekuk.
Bantuan hidup dasar ini dapat dilakukan oleh satu orang atau bisa juga
dilakukan oleh dua orang penolong. Bila hanya satu orang penolong maka
kombinasi antara pernapasan buatan dan peredaran darah buatan dilakukan dengan
frekuensi 15:2. Artinya 15 kali penekanan dada diberikan 2 kali pernapasan
buatan. Bila ada dua orang penolong maka diberikan dengan frekuensi 5:1, yang
artinya setiap 5 kali penekanan dada diberikan 1 kali pernapasan buatan.
Bantuan hidup dasar ini diberikan oleh penolong sampai tenaga kesehatan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar