Kamis, 12 Februari 2015

PEMBERIAN MAKAN DAN MINUM MELALUI NASO GASTRIK TUBE (NGT)


A.    PENGERTIAN
Penempatan selang plastik yang lentur/lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Selang mempunyai lumen berongga yang dapat digunakan untuk pembuangan sekresi lambung dan memasukkan larutan ke dalam lambung.
B.     TUJUAN
  1. Mengeluarkan cairan dan udara dan traktus gastrointestinal.
  2. Mencegah/memulihkan mual dan muntah.
  3. Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik traktus gastrointestinalis.
  4. Mengatasi obstruksi mekanis dan perdarahan saluran cerna bagian atas.
  5. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam saluran pencernaan.
  6. Mengambil spesimen cairan lambung untuk pemeriksaan laboratorium.
C.    PERSIAPAN
1.      Persiapan Alat
a.       NGT dalam tempatnya
b.      Jeli/pelumas
c.       Corong
d.      Spuit 20 cc
e.       Serbet/lap makan/handuk
f.       Tissue
g.      Bengkok/nierbekken
h.      Plester dan gunting
i.        Stetoskop
j.        Makanan cair sesuai dengan kebutuhan dalam tempatnya, dengan ketentuan suhu makanan hams hangat sesuai suhu tubuh.
k.      Air masak
l.        Bila ada obat yang harus diberikan, dihaluskan terlebih dahulu dan dicampurkan dalam makanan/air, diberikan terakhir.
2.      Persiapan Klien
Klien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
D.    PELAKSANAAN
1.      Mencuci tangan.
2.      Menerangkan prosedur dan tujuan pemasangan NGT pada klien (terangkan bahwa bernafas dengan mulut dan menelan akan sangat membantu pemasangan selang).
3.      Membantu klien pada posisi Fowler tinggi dengan meletakkan kepala di belakang kepala dan bahu, atau posisi duduk.
4.      Bersama dengan klien menentukan kode yang akan digunakan, misalnya mengangkat telunjuk untuk mengatakan tunggu sejenak karena rasa tidak enak, dan sebagainya.
5.      Memasang serbet/handuk di atas dada klien, meletakkan tissue dan bengkok dalam jangkauan klien.
6.      Berdiri di sebelah kanan tempat tidur klien (bila kidal sebelah kiri).
7.      Menganjurkan klien relaks dan bernafas normal dengan menutup satu lubang hidung, kemudian mengulang dengan menutup lubang hidung di sebelahnya. Memilih lubang hidung yang lebih lancar aliran udaranya. Lubang hidung harus bersih.
8.      Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan. Menandai dengan plester. Pengukuran panjang selang nasogastrik
a.       Metode tradisional: ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah dan ke prosesus xifoideus di sternum.
b.      Metode Hanson: pertama tandai 50 cm pada selang, kemudian lakukan pengukuran tradisional, selang dimasukkan di tengah antara 50 cm dan tanda tradisional
9.      Mencuci tangan.
10.  Memasang sarung tangan.
11.  Memberi pelumas pada selang sepanjang 10 – 20 cm. Bagian pangkal selang/pipa diklem.
12.  Mengingatkan klien bahwa selang akan segera dimasukkan. Memasukkan pipa dengan cermat melalui lubang hidung sampai ke belakang tenggorok.
13.  Menekuk kepala klien ke dada setelah pipa melewati nasofaring. Memberi Mien waktu untuk relaks sejenak.
14.  Memasukkan selang perlahan-lahan sambil klien disuruh menelan.
15.  Menekankan perlunya bernafas dengan mulut dan menelan selama prosedur berlangsung. Memeriksa letak selang betul-betul masuk ke dalam lambung dengan cara sebagai berikut:
a.       Masukkan udara dengan spuit 3 – 5 cc ke dalam lambung, sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi, berarti selang masuk ke dalam lambung. Kemudian udara dikeluarkan kembali.
b.      Masukkan ujung selang ke dalam mangkuk yang berisi air sampai terendam. Klem dibuka. Perhatikan apakah ada gelembung atau tidak. Jika tidak ada gelembung berarti selang berhasil masuk ke dalam lambung. Setelah itu selang diklem kembali dan diangkat dan bengkok/mangkuk.
c.       Mengaspirasi dengan perlahan untuk mendapatkan isi lambung.
d.      Bila selang tidak di lambung, masukkan lagi 2,5-5 cm dan periksa lagi letak selang.
16.  Memfiksasi selang dengan plester dan hindari tekanan pada hidung. Potong 10 cm plester, belah dua dan salah satu ujungnya sepanjang 5 cm ; pasang ujung yang lainnya pada batang hidung klien; lingkarkan pada pipa yang keluar dan hidung.
17.  Setelah yakin bahwa selang masuk ke lambung, pasang corong atau spuit pada pangkal selang.
18.  Melalui corong masukkan air matang atau air teh sekurang-kurangnya 15 cc. Pada tahap permulaan, corong dimiringkan dan tuangkan makanan melalui pinggirnya. Setelah penuh, corong ditegakkan kembali.
19.  Klem dibuka perlahan-lahan.
20.  Cairan selanjutnya dituangkan sebelum isi corong kosong.
21.  Bila cairan tidak mengalir secara lancar, posisi selang harus agak ditinggikan.
22.  Bila klien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan diberikan sebelum makanan habis.
23.  Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak. Kemudian pangkal selang segera diklem.
24.  Klien dirapikan, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

25.  Mendokumentasikan prosedur dan respon klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar